Banyak orang mulai memikirkan cara membuat rencana keuangan pribadi. Apalagi semenjak pandemi Covid meledak di tahun 2019 lalu, berbagai tips keuangan yang baru muncul ke permukaan.
Krisis ekonomi belum berakhir seiring kemunculan varian-varian baru virus. Bayang-bayang PHK masih menghantui para pekerja. Di tengah situasi yang tidak menentu ini, sudah saatnya buat merencanakan keuangan pribadi secara matang.
Masing-masing orang punya pilihan tersendiri tentang bagaimana harus memakai uangnya. Ada yang lebih mengutamakan investasi dalam membuat rencana keuangan pribadi. Namun banyak pula yang masih senang menabung.
Memahami Cara Kerja Uang dan Peredarannya
Deddy Corbuzier melalui podcastnya di channel pribadinya mengungkapkan bahwa membuat rencana keuangan pribadi menjadi salah satu jalan melawan inflasi. Uang yang kita miliki harus sebisa mungkin berputar agar tidak tergerus nilainya.
Saat kita menyimpan uang sebagai tabungan, itu akan kena inflasi. Sedangkan kalau menggunakannya untuk investasi seperti membeli properti, itu bisa tahan inflasi. Perputaran uang secara cepat atau cash flow juga sangat baik menahan laju inflasi.
Uang tidak dapat diciptakan, dibuat atau diproduksi oleh kita. Sebab hanya bank central saja yang memiliki otoritas mencetak uang. Kita sebagai individu memperoleh uang hanya dengan cara bekerja untuk mendapatkan upah.
Sebagaimana yang dikatakan oleh Andrew Tate, seorang motivator keuangan yang videonya banyak beredar di Youtube. Ia berpendapat bahwa cara untuk memiliki uang adalah dengan mengenali arus peredarannya, kemudian membendungnya.
Cara mengatur uang antara orang zaman dulu dengan sekarang pun memiliki perbedaan. Para orang tua selalu menasehati anak-anaknya untuk menyimpan uang di bank. Sedangkan anak-anak zaman sekarang lebih tertarik investasi bisnis.
Bisnisnya pun beragam, mulai dari membeli saham hingga trading crypto. Banyak pula yang masih senang membuat rencana keuangan pribadi dengan cara investasi di sektor riil, misalnya membuka usaha kuliner atau toko online.
Manfaat Membuat Rencana Keuangan Pribadi
Saat kita mulai membuat rencana keuangan pribadi biasanya memiliki target-target tertentu. Ketika uang terkumpul, kita ingin membeli sesuatu. Selain itu perencanaan keuangan pribadi juga bermanfaat untuk menganalisis pengeluaran harian.
Memang saat membuat catatan tentang keuangan pribadi, mau tidak mau kita pasti membuat laporan tentang pemasukan dan pengeluaran tiap hari. Di mana catatan ini apabila lengkap dari awal hingga akhir bulan akan sangat berguna.
Laporan keuangan yang dibuat paling awal kerap menjadi pemicu untuk membuat rencana keuangan milik pribadi yang lebih sistematis kedepannya. Supaya tidak ada satu pun transaksi pengeluaran ataupun pemasukan yang terlewat.
Selain itu, setelah paham bagaimana cara kerja uang dan peredarannya, tentu kita akan semakin mengerti tentang sumber keuangan pribadi selama ini. Apakah uang yang selama ini kita miliki hanya diperoleh dari gaji? Atau ada pemasukan lain?
Ketika kita membuat rencana keuangan pribadi, lambat laun kita akan menyadari bahwa perencanaan ini memiliki banyak manfaat. Selain untuk menganalisis pengeluaran dan pemasukan sehari-hari, berikut manfaat lainnya:
1. Mencegah Sifat Boros
Biasanya kita mulai ingin membuat rencana keuangan milik pribadi saat ingin mengubah gaya hidup. Misalnya saat ingin hemat dan menghilangkan sifat boros yang selama ini membuat keuangan jadi tidak stabil.
2. Membantu dalam Perencanaan Bisnis
Cobalah untuk membuat pembukuan keuangan pribadi sejak awal. Walaupun dibuat secara sederhana, tapi pada akhirnya laporan pembukuan seperti ini akan sangat membantu dalam merencanakan bisnis ke depannya.
3. Membuat Hidup Lebih Teratur
Tidak hanya berorientasi pada masa depan, sesungguhnya membuat rencana keuangan juga bisa menata hidup yang sekarang lebih teratur. Kebiasaan memperhatikan pemasukan dan alokasi keuangan membuat diri jadi lebih sigap dan bijaksana.
Setelah memahami berbagai manfaat dari perencanaan keuangan ini, kini saatnya untuk mulai mencatat. Sebab apapun alasan membuat rencana keuangan pribadi, pahamilah bahwa perencanaan tanpa pencatatan sama saja sedang berimajinasi tanpa komitmen.